Lukla, Base Camp Pendaki Everest

Ada sebuah bandara yang lokasinya tidak biasa --bahkan bisa dibilang ekstrem-- tapi familiar bagi para pendaki Gunung Everest. Namanya Bandara Lukla. Bandara unik ini ada di kawasan timur Nepal dan menjadi base camp awal bagi para pendaki Gunung Everest. Dianggap ekstrem karena bandara ini bercokol di ketinggian 2.843 meter di atas permukaan laut serta hanya memiliki satu landasan untuk pendaratan dan take off.

Bukan itu saja. Landasan aspalnya yang hanya sepanjang 527 meter dan lebar 20 meter itu pun memiliki kemiringan sekitar 12 derajat. Tak mengherankan bila beberapa kali terjadi kecelakaan pesawat di bandara ini, misalnya akibat pesawat gagal mendarat ataupun menabrak gunung saat akan lepas landas. Bahkan sering pula terjadi kecelakaan yang melibatkan masyarakat setempat. Karena itulah, bila ada pesawat akan mendarat atau take off, petugas bandara membunyikan sirene untuk mengingatkan warga sekitar agar berhati-hati saat melintasi landasan. 

Di Bandara Lukla tidak ada alat bantu pendaratan. Fasilitas yang tersedia pun sangat terbatas dan hanya bisa dimanfaatkan oleh Aerodrome Flight Information Service (AFIS) untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari. Juga, tak ada tanda pembatas yang jelas antara kompleks bandara dan halaman-halaman rumah warga lokal. Kalaupun ada, itu hanya berupa tembok pendek dan pagar-pagar kawat.

Pada Januari 2008, pemerintah setempat mengumumkan perubahan nama Bandara Lukla menjadi Bandara Tenzing-Hillary. Nama tersebut dipakai untuk mengenang dua pendaki yang pertama kali menjejakkan kaki di puncak Gunung Everest, yakni Sir Edmund Hillary (New Zealand) dan Tenzing Norgay (warga asli Nepal). Dan sejak berganti nama menjadi Bandara Tenzing-Hillary, nama kode resmi bandara ini adalah LUA (versi IATA) dan VNLK (versi ICAO). 

Operator-Operator Pesawat
Ada beberapa maskapai yang melayani penerbangan ke Bandara Lukla, antara lain Tara Air, Agni Air, dan Sita Air. Tara Air mengoperasikan pesawat De Havilland Canada (DHC) Twin Otters untuk terbang bolak-balik ke bandara ini. Sementara Agni Air dan Sita Air menggunakan pesawat Dornier Do-228 untuk ikut memberikan layanan ke bandara ini. Dua maskapai yang disebut terakhir tadi melakukan penerbangan dua kali sehari--bila cuacanya memungkinkan. Bahkan, di setiap musim pendakian, mereka melipatgandakan jumlah penerbangan menjadi empat kali.

Begitu juga Yeti Airlines yang mengandalkan pesawat DHC-6 Twin Otters-nya. Maskapai ini juga meningkatkan jumlah penerbangannya menjadi 14 kali setiap hari di setiap musim pendakian. Berbeda halnya dengan Nepal Airlines yang hanya melakukan penerbangan sekali dalam sehari.

Ada juga beberapa perusahaan yang menyewakan helikopternya untuk penerbangan dari Bandara Lukla ke Pegunungan Everest. Dan biasanya helikopter-helikopter itu menjalankan misi darurat bagi para pendaki yang terluka atau tidak mampu melanjutkan pendakian. Beberapa operator helikopter tersebut antara lain Air Dynasty, Fishtal Air, Simrik Airlines, Shree Airlines, dan Manang Air. 

Pada rute tersebut, maskapai Air Dynasty dan Fishtal Air mengudarakan Eurocopter Ecureuils. Sedangkan maskapai Simrik Airlines mengoperasikan helikopter Bolkow BK-117. Maskapai lainnya, Shree Airlines dan Manang Air, menerbangkan “capung raksasa” yang biasa dinamakan Mil Mi-17s. 

Bila cuaca sangat buruk, biasanya Bandara Lukla ditutup, dan pesawat-pesawat yang semula akan mendarat di Bandara Lukla terpaksa dialihkan ke Bandara Tumlingtar yang berada di ketinggian 518 meter di atas permukaan laut. Dari Bandara Tumlingtar, para pendaki harus berjalan kaki selama tiga hari untuk mencapai wilayah Gunung Everest. 


**Bonny Dwifriansyah (hasil terjemahan yang dimuat di majalah Airliner World Indonesia) 

1 komentar:

  1. MEGA88 Merkur 25c Review - Xn Page
    Merkur 25c 메리트카지노총판 is the perfect razor for beginners and experienced wet shavers. The Merkur 25c 1xbet korean razor is an excellent razor for serious wet kadangpintar shavers with a

    BalasHapus

Laman